Dampak Televisi Terhadap Perkembangan LGBT

Lesbian, Gay, Bisexsual dan Transgender atau yang biasa kita kenal sebagai LGBT, adalah sebuah kelainan orientasi seksual, dimana orang yang menjadi kaum LGBT, memiliki orientasi seksual yang berbeda dari kaum heteroseksual. Kaum LGBT, cenderung menyukai sesama jenisnya. Walaupun para kaum bisexsual, juga bisa menyukai lawan jenis, namun masyarakat lebih mengenal LGBT sebagai kaum yang menyukai sesama jenis.

LGBT sekarang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga masyarakat Indonesia. Karena, banyaknya penayangan berita atau pun program yang berisikan atau mengangkat isu tentang LGBT. Semenjak pelagilasisan pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat tahun lalu, para kaum LGBT pun di bagian dunia yang lainnya, mulai berani untuk menunjukan jati diri mereka.

Seperti yang dibahas di atas, LGBT di Indonesia mulai juga menyebar luas. Hal itu terjadi karena banyaknya tayangan televisi yang menampilkan tayangan yang merujuk ke arah kaum LGBT. Misalnya saja, cara berpakaian public figure Indonesia yang berjenis kelamin laki-laki, yang seharusnya berpenampilan maskulin dan terlihat macho, malah lebih sering tampil di layar kaca dengan memakai pakaian seorang wanita, sehingga menimbulkan citra feminim pada public figure tersebut.

Selain dari cara berpakaian, para public figure di Indonesia juga suka memakai riasan wajah atau make up, seperti yang dipakai oleh para kaum wanita. Tidak lupa, cara mereka dalam berkomunikasi dengan satu sama lain. Mereka sering menggunakan kata-kata yang asing di telinga kita, seperti kata cyiin di setiap akhir kalimatnya. Ditambah lagi, mereka mengatakan hal tersebut dengan cara yang lemah lembut, layaknya seorang wanita.

Cara-cara tersebut digunakan oleh pihak televisi, untuk menaikan rating program mereka. Pihak televisi melakukan cara seperti itu, karena mereka melihat banyaknya masyarakat yang menyukai tayangan yang berisikan hal-hal seperti yang disebutkan sebelumnya. Karena banyaknya tayangan televisi yang menayangkan acara-acara yang menjurus ke arah kaum LGBT, maka masyarakat pun menganggap kalau LGBT merupakan sebuah gaya hidup dan tidak segan-segan mereka terapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Namun, seperti yang kita ketahui fungsi dari  komunikasi salah satunya adalah Persuasif. Jika tayangan televisi yang berisikan hal yang memiliki kaitannya dengan kaum LGBT tersebut terus ditayangkan, tidak dapat dipungkiri akan banyak masyarakat yang kemudian berubah orientasi seksualnya, menjadi seperti kaum LGBT. Karena, selain dari faktor biologis atau bawaan dari lahir, faktor yang bisa mendorong seseorang menjadi bagian dari kaum LGBT adalah terpaan dari media, serta lingkungan di sekitar kita.

Oleh karena itu, pihak KPAI maupun Lembaga Sensor, harus bekerja lebih keras lagi, untuk menyaring konten tayangan apa yang kiranya baik atau tidak untuk masyarakat.

Komentar

Postingan Populer